Sabtu, 09 November 2013

Time


Aku gembira sekali aku akan ketemu ibu setelah tiga  setengah tahun tidak ketemu, ia di bawa suaminya yang namanya Andrian Mccary setelah mereka menikah di indonesia, semiggu kemudia ia membawa ibu ke negara kelahirannya. Ibu ketemu dia saat dia di tugaskan pekerjaannya untuk menambah cabang di daerah Bandung tapi ia juga menyempatkan berkunjung daerah Jawa Tengah tepatnya di Solo katanya ‘yang ku dengar itu pusatnya batik di indonesia‘.
Dan waktu itu malam minggu aku dan ibu suka berkeliling kota  karena dia ingin menjadi anak muda lagi (biasa ibu saat masih remaja super duper kuper) dan jadinya kami kesuatu tempat rumah makan yang tidak lama ini baru saja di resmikan. Sebenarnya aku tidak mau di sana, di sana mahal, super duper mahal.Di sana cuman buat orang yang punya duit tapi di sana banyak anak keren  dan kaya nongkrong .Jadi karena ibu yang membayari makan aku setuju saja.
Aku menutup pintu mobil sedan ibu yang berwarna merah marun dengan suara bedebum keras dan melirik ibu, rambut ibu di kucir kuda degan anting-anting batu yang di rangkai, wajah ibu dengan riasan lengkap dan kalung yang serupa dengan anting-anting dengan baju setelan merah marun sama dengan warna mobil jadul ibu, tas yang serasi dengan warna rambut ibu yang hitam berkilau, jins ketat dan sepatu berhak 5cm yang berkilau karena hiasannya. Sebenarnya aku lebih memilih ke toko buku dengan Lili sahabat sebangku ku dia juga menyukai buku tapi ia maniak dengan buku yang ada sastranya. Aku melirik ibu lagi dan dia langsung melihatku dan terseyum “Oh...!Ayolah Ta ini akan menyenangkan“ aku mendengus.
Keadan sekitar rumah makan itu bergaya jawa tengah ada band tapi bandnya adalah musik tradisional jawa dan tambahan ternyata itu juga bukan rumah makan tapi juga merangkap sebagai  hotel bintang 2-1 .Aku memesann milksksacsaq stroberi dengan es krim vanilla di atasnya dan cake keju plus nasi goreng sea food dan ibu memilih milksek kopi luak dan tinderloin beef gril lalu pelayan yang mencatatpun pergi saat itu aku menggluarka headst putih dan kupasang di hpku dan memutar sebuah lagu .
semakin ku ingkari, semakin ku mengerti
hidup ini tak lengkap tanpamu
aku mengaku bisa tapi hati tak bisa.....                                 by tangga ‘utuh‘
Ibu  mengusikku dari laguku “Kau ini gimana sih Aditaa kita sedang makan kenapa kau selalu memakai sumpelan kupingsih!“
“Aghah...!!! Ibu... kenapa sih! “Cerocosku.
“Lihatlah aku, aku seperti orang gila Ta.Ibu masak dari tadi bicara sendiri ,ibu mau ketoilet!!“.
Dan saat itu ibu menabrak seorang laki – laki dengan tubuh tinggi plus lumayan tampan dan saat itu mereka berkenalan dan selama seminggu ibu berkencan dengannya sampai malam minggu ke dua  kami di rumah makan yang sama.Ardian nama lelaki itu. Ia mengeluarkan kotak persegi berwarna darkblue dan membuka kotak itu. Didalamnya ada cincin berlian berbentuk hati dan Ardian berkata kepada ibuku “Well you marry me Renata...!“ dan saat itu ibu melihat kami berdua bergantian dan Ardian juga melihatku dan ibuku bergantian.Lalu aku mengangukkan kepala kepada ibu dan menggedipkan sebelah mata kepada  Airdian. Sepertinya aku harus terbiasa memanggilnya Papa nih!!
Aku masih menunggu ibu.Menunggu itu menjemukan rasanya seperti saat kita ingin makan tapi tidak ada makanan yang tersedia. Bosan setengah mati, ibu pernah bilang ‘jangan membuat orang menunggumu karena kau tau  menggu membuat orang menghilangkan banyak waktu untuk orang yang menunggumu, jadi jangan membuat orang menunggu ya…’ .Tapi ia malah mengikari janjinya saat ini  ibu akan berlibur ke Solo karena suami barunya tinggal di Singapura. Ia ayah dan ibu  sudah bercerai saat aku  kurang lebih umur  lima tahun.Dan itu membautku sedih.Tapi saatku lihat mata ibu melihat suaminya yang baru mata ibu seakan Ardian suami ibu adalah dewa(em.. itulah namanya cinta).
 Hari sudah gelap dan  memang take off pesawat ibu  baru mendarat pukul 7 malam, tapi aku menunggu sampai jam 8.23 malam tapi pesawat ibu belum take off.Lalu aku terus menunggu di cafĂ© dalam bandara , aku memesan hot chocclat dengan krim plus taburan kayu manis ditemanni suara lagu dari MP3 HPku. Aku melihat kekeliling dan tanpa sengaja tatapanku bertemu dengan seorang cowok yang tampilannya kayak cowok metropolitan, tapi dengan kacamata hitam yang melekat di sana tentu saja aku tidak tau reaksinya tapi aku malah salting sendiri, secara tuh pandang pandangannya agak lama
samar – samar juga terdengar sura brita televise yang mengabarkan bahwa pesawat boing 323x dari Singapura mendarat darurat di daerah teluk banten. Sebenarnya aku tidak terlalu memperhatikan brita itu sampai pengeras suara (yang cukup menggugahku untuk melepaskan headsd dari telingaku) mengabarkan pesawat dari singapura kelilangan kontex  dalam daerah banten.Saat itulah aku mendapat telpon dari Ayah.
“Kamu di Mana Ta?”Tanya ayahku cemas.Kenapa ia harus cemas aku baik baik saja sebelum ayah mengabarkan Sesuatu yang tak enak di dengar! Aku sewot dan menjawab “I’m fine! Aku baik –baik aja ngapasih?”. Aku ngak tau setelah pertanyaan itu ayah menjawab dengan gelisah.“Kamu di bandara ajanya Papa mau ke jakarta, papa udah mau landing kamu tunggunya,ngak ada apa-apa kok sayang.Tunggunya!”.Lalu terdengar bunyi KLIK di sebrang.Aku meletakkan Hpku dengan bingung ngapasih ini!!!!
Kutaruh hp di meja dengan kasar, kenapa harus nyusul kesini sih, kan aku udah gedeistilahnya dah mrnggang KTP sendiri. Sambil menunggu Papa aku selalu melirik cowok yang pakai kacamata item didekat kaca, kayaknya dia tidur deh. Lihat aja posisinya aja
Aku melihat jam waktu menunjukan 9.50 wib. Kenapa sih ibu belum take off terus ayah jadi ngak sih kesini! Aku mengabaikan keresahan suara ayah tadi tapi aku bingung kenapa ayah harus nyusul aku segala ke Jakarta.Dan saat itu aku melihat ayah dengan membawa tas selempang yang cukup besar untuk melihatku menanti ibuku. Aku melambai pada ayah tapi ekpresiku biasa dan aku mendekat  lalu ia memelukku sungguh peluknya membuatku mengisarankan ada sesuatu.Aku mendongak melihat wajah ayahku dengan tatapan bertanya “Kau belum tau sayang” Tanya ayahku.Tau apa?
Ayah mengajak aku tempat hotel yang lumayan nyaman dan kami memesan dua kamar, setelah itu ayah mengajakku keresto hotel itu dan terdengar lagi brita ‘pesawat dari singapura mendarat darurat di teluk banten diperkirakan setenggah dari penumpang meninggal’. Aku mencerna maksud dari pesawat dan singapura dan langsung suaraku meledak dan aku merasakan pelukan ayahku yang sangat erat seerat simpul-simpul pramuka.Aku menangis memikirkan ibuku, dia suaminya dan adiku Safir bagaimana mereka.Aku memberotak dalam pelukan Ayahku “TOLONG AYAH LEPASKAN PELUKANMU!!”
Aku melihat wajah ayahku yang cemas “Aku bisa  mengendalikan emosiku yah…!” kataku tecekat.
“Kau benar baik – baik saja!“tanyanya.Aku melihatnya kesal “Aku akan mencoba mengendalikan diriku!“ tandasku.Lalu aku melanjutkan “Kapan ayah tau!“ Jawabku mendesaknya.Ayah melihatku dan meminum teh panasnya yang masih mengepul lalu menatapku.
“Ayah tau saat mak ratim nelpon ayah ia bilang tadi ada telpon dari penerbangan indonesia bahwa pesawat itu... tapi ratim menghentikan kata petugas itu dan dia menyuruh menelpon ayah. Katanya mereka masih mencoba pencarian saat mereka kehilangan kontak di daerah banten. Mereka akan mengusahakan menemukan mereka, kau masih bisa meradu duel dengan ibumu nanti kau bisa juga lebih mengenal adikmu yang cantik dan Ardian....“! kata ayah setenang mungkin.
                Aku sudah tak medengar suara ayahku perlahan mengecil dan aku dalam gelap aku merasa sendiri aku takut aku ngak akan pernah mungkin hidupku tanpa ibuku. Ibuku yang sok tau ia yang cerewet  ia yang manis ia yang paling terbaik dan jugak adikku yang belum pernah kulihat secara langsung yang tak pernah mengelusnya dan yampun aku ngak pernah bisa ngomong dengan ayah baruku,keluarga baruku. Aku kembali kealamku  dan melihat ayahku “Aku ke kamar dulu yah...“ aku mendengar ayah memanggilku.
                Hatiku resah sungguh kata ayah semua akan baik-baik saja tapi pikiranku tak bisa. Aku terus menangis sampai aku kecapaian, aku melihat keluar jendela dan mendengarkan brita di tv mengabarkan brita – brita terbaru di beberapa tempat dan mengabarkan kecelakaan pesawat yang di naiki ibu dan keluarga baruku. Sungguh rasanya sangat perih menanti kabar itu.
                Seminggu setelah kecelakan itu...
                 Aku meratapi tiga makam di depanku dengan termenung ngak nyangka akan seperti ini nasipku. Selama seminggu belakangan ini aku selalu di rumah sakit menunggui tiga orang keluarga baruku itu. Yang pertama di temukan adalah ibu lalu safir dan Ardian  mereka bertiga dalam kondisi yang amat kritis sangat malahan kata dokter. Tapi di harinya yang ke enam safira meninggal karena paru –parunya telah rusak parah, lalu kami menguburkan safira dengan upacara  pemakaman lengkap di rumah ibu. Lalu Ardian dan ibu mulai drop lagi malamnya setelah safir meninggal. Dan keesokan harinya ibu mulai siuman dan membaik tapi Ardian kondisinya masih sama.
                Aku melihat ibuku menggerakan tanggannya lalu membuka mata setelah lima menit ibu bisa menyesuaikan diri di lingkungan kamar ibu dan membuka masker yang menutupi mukannya. Ibu melihatku dengan raut bercampur campur. Aku juga melihat ibu dengan perasaan bersampur – campur “ Ibuuu....!“ kataku pelan.
                “Ad...i..ta..., saaayaanggg....!“ kata ibuku serak.
                Aku ingin menjerit menangis menanyakan mengapa ini terjadi kepada keluarga baruku padahal  kebahagian baru menghampiriku kemarin. Rasanya pedih perih tapi apa dayaku ini sudah menjadi takdir hidupku. Sungguh ibuku seperti mayat hidup tampa daya untuk bisa berbuat apa- apa dengan selang selang di mana mana. Ibu terdekteksi kerusaan otak karena partikel – partikel saat pesawat kecelakaan itu terjadi “Ibu jangan ngapa-ngapain dulu! Ibu masih capek jadi jangan terlalu banyak gerak, aku panggilin dokternya.
                Ibu hanya mengerang dan menggeleng sangat pelan. Dan melihat ia ingin mengatakan sesuatu. Hatiku sakit aku ngak tahan, ibuku yang dulu ceria kini terbaring lemah tampa daya. Aku ngak ngerasa air mataku jatuh menetes di tangan ibuku. Aku harus tegar setegar pohon yang tinggi yang masih utuh setelah tersapu angni tornado sekalipun. Aku mendekatkan kepalaku kekepala ibu dan mendengar ia berbisik “Saa...yang jaga dirimunya bahagialah dirimu ibu mungkin ngak bisa lihat kamu lulus lihat kamu pakai toga dan....melihat kamu menikah sayang...“ kata ibuku dengan napas tersendat-sendat.Dan aku hanya bisa terdiam dan memeluk tangan ibu dan menidurkan kepalaku di kasur itu.
                Aku tertidur dan di bangunkan ayah yang terlihat panik. Lalu aku di bawa keluar dan di bawa kekantin rumah sakit untuk membeli dua teh hangat untukku dan untuk ayah. Kami duduk di tengah tengah kursi yang di sediakan di kantin sana. Ayah memintaku meminum habis minumku dan ayah juga meminum habis minumnya, setelah kami meminum habis minum kami ayah berkata ardian meninggal dan ibuku juga. Kontan aku berdiri dan dan berlari kekamar ibu.Tuhan kenapa harus seperti ini? Mengapa tuhan.
                Aku melihat dua tempat tidur yang didorong oleh para suster dua tempat tidur itu di tutupi oleh selimut putih.Aku tau itu ibu dan Ardian,aku sudah akan membuka selimut itu tapi ayah mrlarangku

(tahap penggembangan)

Jumat, 12 Juli 2013

Aku Ngak Cinta Kok!!!

Aku tak mengerti kenapa ini terlalu sulit buatku,padahal aku sudah menyakinkan diriku bahwa ini akan segampang membuka pintu,semudah itu - semudah itu,tapi sulit sekali untuk melupakanya sulit sekali,setiap aku memejamkan mata dia selalu datang walaupun itu tak ku undang atau memang aku masihh.....Ngak mungkin ingat Elsha kamu itu ngak mungkin cinta sama lelaki yang sok kayak gitu ugh..... Pikirku ,aku baru aja mutusin cowok hanya untuk cowok itu tau rasanya diputusin sama cewek.karena menurutku cowok itu terlalu Pd untuk jadi cowok yang keren and ganteng padahal dia biasa - biasa aja.Dia sekarang masih mohon sama aku untuk balikan lagi sama aku.Padahal aku dah jijik saat dia belai - belai rambutku dan mamerin ke semua orang yang lewat bahwa gue ceweknya[padahal aku jugak seneng] ih najis aku ngak mau lagi... *** “Elsha kowe wes garap Pr rong...?”tanya Ajeng yang baru aja masuk kelas dengan napas terengah-engah.”Tuh di bawak anak-anak,hurung garap Pr meneh?”tanyaku balik dengan cuwek sabil fokus ama lap topku.Ajeng langsung duduk di sebelahku dan membuka tasnya untuk mengambil buku Fisika tugas dan langsung berkrumun di mana buku fisika tugasku buat rebutan anak sekelas,moga-moga tuh buku ngak sobek. Bel masuk berbunyi dan krumpulan itu satu-satu membubarkan diri.”Huugh....!” “Ngapa?”tanyaku saat aku mendengar keluahan Ajeng sambil keluarin buku pelajaran.”Tuh bukumuku ambil ngak boleh sama Diki padahal akukan baru tulis soalnya nih!” “Ngak usah ngambek aku masih ada orek-orean kok terus jam fisikakan masih jam ke empat...! jawabku sambil keluarin buku dan saat itu guru matematika,Bu Rahma masuk dengan mengucapkan salam. “assalamualaikum anak-anak,setelah nanti kita berdoa kita akan ulangan Trigonometri untuk satu jam pelajaran matematika ini!”kata Bu Rahma tegas. Anak -anak pada serampak ngak mau di adain ulangan mendadak,apa lagi Ajeng Paling triak kenceng banget.aku sih udah biasa sama kelakuan guru yang semena-mena ini ,kalau ngak tau ya di salahin aja atau tanya temen yang bisa,udah mepet sih,tapi lain aku,aku jenis orang yang ngak gampang lupa,padahal hanya baca sekilas atau dengar sesuatu yang ngak jelas tapi tuh ingatan yang sepele ngak pernah ilang,mungkin kapasitas otakku tuh 1juta teranya,tuh yang di atasnya GB. Jam ketiga udah lewat,anak- anak pada bersorak karena ini waktunya jam istirahat,Pak Sudhan sudah keluar dengan memebawa tugas bahasa indonesia yang baru di kerjakan dan waktuku untuk mengisi energi di kantin, maklum isi tadi pagi dah ludes untuk pelajaran jam pertama sampai jam ketiga ini.Kubereskan buku – buku yang tadi untuk pelajaran dan kulihat Ajeng masih sibuk dengan Pr fisika. “Jeng ke kantin yuk...!”ajakku “Ah... emoh Prku hurung rampong...!jawab Ajeng singkat. “Yah Ajeng kok gitu ama temen sendiri,kamukan bodygradku aku kan ngak mau di ganggu ama cecunguk itu...!”renggekku.Ajeng hanya diam saja terfokus dengan Pr fisika yang dikerjakannya. “Ya udah deh aku ke kantin sendiri nih....!" *** Aku berjalan di lorong sekolah yang ramai gara – gara jam istirahat masih berlangsung.Kantin dengan kelasku memang cukup jauh umpamanya pojok kiri timur belakang ama pojok kanan depan,yah tapi lumanyan lah kantin di sekolahku cukup besar dan banyak pilihan ngak kanyak di SMPku yang kecil,makannya hanya roti kering minumanya gelas -gelas mineral gitu dan istirahat kelas 7 sampai 9 bareng jadi bejubel deh tuh kantin.Aku langsung menerobos krumunan yang dekat pintu kantin dan langsung memesan miso tapi sebelum memesan aku lihat dia sama teman – temannya yang bergrombol dengan bernyayi – nyayi dengan iringan musik gitar akustik.Wajahku langsung memerah dan langsung kabur dari sana,aku ngak mau dia lihat aku.Tapi terlambat dia memangil nama panjangku dengan keras sampai – samapi isi kantin menoleh pada cowok itu.Sumpah aku malu banget mesti wajahku memerah,Aku langsung lari sekencang – kencangnya kutrobos para pejalan dan krumunan yang kulewati,mereka mengomel – ngomel karena mereka terkena badanku yang sedang lari untuk melarikan diri dari kantin.Aku sampai kelas teregah – engah,aku melihat Ajeng melototiku dan menghampiriku “Kowe iki ngopo,mlayu – mlayu neng sekolah?” tanya Ajeng melihatku teregah – engah. “Aku ketemu tikus got!”jawabku dengan bertriak dan menghampiri meja Ajeng untuk mengambil botol mineral di sana dan meneguknya hingga habis. “Terus...?”.Ku pelototi Ajeng dengan rasa geli,ini anak emang uteknya udah soak atau RAM otak nya 1kb doang!Ajeng melihatku dan menanti jawabanku,aku tidak suka dengan cara menatapku seperti seorang polisi yang meminta jawaban dengan para tersangka. “Ya aku ketemu Radit di kantin,aku mau mesen miso eh aku lihat dia lagi nyanyi – nyayi sama the gengnya di sudut kantin terus aku langsung balik dan mungkin dia lihat aku pas mau pesen miso dan lansung Jeng huaaaaaa.... dia panggil nama lengkapku dengan heboh ya mesti dong sekantin lihat ke dia,ya saat itu aku lari dari kantin!”jawabku dengan sedetail – detailnya.Heh.. ngak jugak ding...,ketabrak orang ngak aku ceritain. “Terus kamu ngak nyamperin?Tuh dia di depan pintu!”kata Ajeng yang menunjuk pintu dengan kepalanya. APA...!Ngak munkin ia nyamperin aku ke kelas,kelas dia sama kelaskukan jauh.Sumpah rasanya kayak penggen ngeruarin susuatu di mulut.Ugh sumpah!Aku menenggok kepintu dengan perlahan dan kulihat dia berjalan ke bangkuku yang berada barisan ke tiga dari depan.Dia terseyum dengan manisnya dan menenggok ke Ajeng dan menyapanya. “Hallo jeng?” katanya.Sumpah nih orang mungkin urat malunya dah putus. Ya tuhan HELP me ! “Ngapain kamu kesini? Aku ngak ada urusan ya sama kamu?” kataku sewot. “Aduh Elsha kenapa kamu jadi sewot sih ama aku,akukan kemari hanya mau ketemu Diki temenmu sekelas.Tuh dia juga lagi nunggu aku.” jawabnya dengan enteng Sumpah nih cowok bikin aku darah tinggi aja nih.Kualihkan padanganku dari dia dan membuka lap topku yang ada dilaci meja.Ih..,dongkol banget aku, emang dasar cowok kayak gitu seharusnya di lupain aja, ngapa cobak kita mikirin cowok kayak gitu.Bikin emosi aja. Setelah ia berlalu dan ku dengar ia memanggilku “El kok tadi kamu lari sih pas ku panggil di kanti..,?” Katanya. “Oh itu tadi aku lupa kalau ada tugas suruh cari artikel di internet,makanya aku langsung lari kekelas. Emang ada apa ya? Tanyaku balik. “Oh.., aku mau tanya Diki masuk ngak. Cuma itu,eh.. kamu malah lari. Ya udah aku langsung kesini. “Aneh loehnya katanya udah janjian ama Diki tapi masih tanya tanya!” Sindirku What....!!! Dia hanya ninggin alisnya doang!!! Sok banget nih cowok! Kataku dalam hati. Dan bel masukpun bunyi. *** Siapa yang ngak sebel sama mantan cowok yang sok kayak gitu? Sapa cobak? Sok banget tuh, tampang kayak pantat baskom yang ngak pernah dibersihin aja pedenya tuh selangit, baru aja putus sebulanan mukanya udah obral obral kemana-mana.Denger denger di lagi deketin Sisca, Sikat gigi yang sok canik ituh. What the hell ama dia? Standar pacarannya udah turun apa ampek si sikat gigi itu di pacarin




(tahap pengembangan)

Minggu, 30 Juni 2013

angin....


Sinar mentari tampak dari kamarnya yang tersembunyi dari gedung gedung pencakar langit, Itupun hanya sebentar sinar itu singgah dikamarnya yang tersembunyi.Nila menguap, masih setengah sadar dari tidurnya yang hanya sebentar. Ia melihat sekitar kamarnya yang berantakan dvd dvd drama korea yang ia punya. Desahan keluar dari dari mulut manisnya, ia memikirkan kejadian sebelum ia nekat untuk lebih menonton drama drama itu sampai subuh dari pada menangis karena kejadian itu. Ia menggelengkan kepala untuk menggenyahkan kejadian kejadian itu dari benaknya sebelum terdengar suara wanita tua memnggilnya. "inggeh mbok kulapun tanggi." kata Nila dengan ogah ogahan Ia bangun berjalan didepan meja riasnya dan menggambil foto itu lalu membakarnya hingga habis.... *** Nila berjalan semponyongan menuju kamarnya, rambutnya tak tertata rapi dan mengeluarkan bau busuk. Ia masih kesal dengan ekperimen yang gagal yang baru saja dilakukannya dan membuat tubuhnya bau tidak karuan. Ia masuk kekamarnya berjalan kecermin satu ukuran badan dipojok kamarnya yang terdekat di kamar mandi. Sebernarnya ia tidak akan semarah ini dengan ekperimennya karena dia telah berpuluh puluh kali gagal tapi tak membuat tubuhnya jadi korban ekperimennya. Biasanya ekperimen itu hanya akan menjadi gagal dan tak membuat sesuatu yang seperti ini. Nila melirik foto setengah terbakar di dekat kolong tempat tidurnya, ia melototi foto itu "Ini gara-gara elo gue jadi kayak gini!".



(tahap penggembangan)